Minggu, 20 Juli 2025

MAPEL PANCASILA, MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA

By elfida fida - Juli 20, 2025

 GURU KELAS VI.A : ELFIDA, S.Pd

MATERI AJAR KELAS VI. A UNTUK HARI SENIN TANGGAL 21 JULI 2025



 


Selamat pagi,,,,Tabik pun

Assalamualaikum.wr.wb anak sholeh/sholeha IV.B apa kabar hari ini?Alhamdulillah semoga kita semua selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.aamiin ya Robbal allamin. Jangan lupa sebelum belajar dengarkan tausiah dan rangkum isinya kemudian tadarus dan shalat dhuha.

A.     TUJUAN PEMBELAJARAN

ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Pendidikan Pancasila
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik. Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

 TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Peserta didik dapat memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) :
1. Peserta didik memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Pancasila Menjadi Dasar Negara

Pada tahun ajaran ini Putra, Rafa, dan Yani kembali lagi berangkat bersama ke sekolah. Mulai hari ini mereka sudah berada di kelas empat SD. Penempatan mereka pada kelas yang sama menjadikan persahabatan mereka semakin erat dan terjaga. Kelas yang baru mempunyai guru kelas baru pula, Pak Arif namanya.

Hari Senin ini seperti biasa di SDN Tanah Baru pelaksanaan upacara bendera selalu dilakukan. Bel masuk telah berbunyi, tandanya seluruh siswa harus bergegas menuju ke lapangan upacara. Selesai pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya, teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dibacakan. Kemudian, dilanjutkan pembacaan teks Pancasila oleh Pembina upacara yang diikuti oleh seluruh peserta upacara. Tidak lupa pula untuk menyanyikan bersama salah satu lagu wajib nasional.

Tak terasa upacara telah usai. Setiap siswa meninggalkan barisan dan kembali masuk ke kelasnya. Semua siswa sudah berada di ruangan kelas mereka, begitupun siswa kelas empat. Mereka berbaris rapi sebelum masuk ke ruangannya dan bergiliran bersalaman dengan Pak Arif yang sudah menunggu di depan kelas. Pembacaan doa sebelum belajar dipimpin oleh Rafa selaku ketua kelas. Salam pun terucap oleh seluruh siswa kelas empat. Setelah menjawab salam dan menyapa siswa, Pak Arif langsung menyampaikan pengantar materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi kegiatan pembelajaran jam pertama siswa kelas empat pada hari ini.

“Anak-anak tadi kalian telah melaksanakan upacara bendera. Upacara bendera adalah salah satu cara kita untuk menghormati jasa para pahlawan bangsa. Sewaktu upacara bendera tadi, kalian membacakan teks Pancasila. Menurut kalian Pancasila itu apa?” Pak Arif bertanya.

“Pancasila itu adalah dasar negara Republik Indonesia,” jawab Rafi.

“Bagus. Ada yang berpendapat lain?”

“Selain sebagai dasar negara, Pancasila merupakan petunjuk atau pedoman hidup bangsa, Pak.” Yuni menjawab.

“Bagus, jawaban kalian berdua memang benar. Pancasila itu merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan kenegaraan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga merupakan pedoman hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia

menjadikan Pancasila sebagai petunjuk yang mengarahkan kehidupan mereka terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Pak Arif.

“Coba sekarang, siapa di antara kalian yang siap membacakan kembali teks Pancasila?” Pak Arif bertanya kembali.

“Saya, Pak,” jawab Putri.

“Silakan ke depan, Putri. Anak-anak yang lain bisa mengikuti ucapan Putri,” kata Pak Arif.

Putri pun maju ke depan kelas, dia melafalkan sila-sila Pancasila dengan lantang diikuti oleh temannya. Adapun teks Pancasila yang dibacakan oleh Putri berbunyi:

Selepas pembacaan teks Pancasila oleh Putri dan siswa lainnya, Pak Arif mulai menjelaskan materi pembelajaran. Materi yang akan dijelaskan oleh Pak Arif pada pertemuan kali ini ialah mengenai sejarah awal mula perumusan dan proses bagaimana Pancasila ternbentuk menjadi dasar negara. Adapun uraian inti penjelasan yang disampaikan Pak Arif seperti berikut ini.


Gagasan Perumusan Dasar Negara

Selaku ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), dr.Radjiman Wedyodiningrat dari mulai sidang mengajukan suatu masalah sebagai agenda utamanya. Masalah tersebut merupakan hal penting dan mendasar dalam suatu negara yang baru terbentuk. Dalam sidang BPUPK tersebut, proses perumusan dasar negara Indonesia dimulai. Pada pembicaraan rumusan calon dasar negara majulah beberapa orang pembicara dalam sidang tersebut, diantaranya Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno untuk memaparkan gagasannya. Gagasan tersebut kemudian dimusyawarahkan dan disepakati hingga akhirnya bernama Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia merdeka. Gagasan dari ketiga tokoh tersebut dijabarkan dalam uraian berikut ini.

a) Mr. Muhammad Yamin

Pada pelaksanaan sidang pertama BPUPK tanggal 29 Mei 1945, peristiwa ini menjadi tonggak sejarah karena pada saat itu yang mendapat kesempatan pertama berbicara adalah Mr. Muhammad Yamin untuk menyampaikan mengenai buah pikirannya tentang dasar negara. Pidatonya berisi lima asas dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu:

(1) Peri Kebangsaan.

(2) Peri Kemanusiaan.

(3) Peri Ketuhanan.

(4) Peri Kerakyatan.

(5) Kesejahteraan Rakyat.


b) Prof. Dr. Mr. Soepomo

Selanjutnya tampil Prof. Dr. Mr. Soepomo berpidato di hadapan sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945. Dalam pidatonya beliau menyampaikan usulan tentang dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri dari lima gagasan:

(1) Persatuan

(2) Kekeluargaan

(3) Keseimbangan lahir batin

(4) Musyawarah

(5) Keadilan rakyat

c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Di hadapan sidang BPUPK, Ir. Soekarno menyampaikan pandangan dan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Usulan secara lisan berupa lima asas yang diajukan dalam pidatonya sebagai bentuk

dasar negara Indonesia. Adapun rumusan dasar negara tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.

(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan.

(3) Mufakat atau Demokrasi.

(4) Kesejahteraan sosial.

(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.


Ir. Soekarno mengatakan bahwa saran dari salah seorang ahli bahasa, lima asas di atas diusulkan agar diberi nama “Pancasila”. Istilah “Pancasila” sebagai dasar negara tersebut diterima oleh sidang secara penuh. Selanjutnya, beliau mengungkapkan usulan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas lagi menjadi Tri Sila yang rumusannya:

(1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme.

(2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat.

(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kemudian, Ir. Soekarno menyampaikan kembali bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong.

Materi Pendidikan Pancasila

Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi resmi Indonesia. Kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti prinsip atau dasar. Jadi, Pancasila secara harfiah berarti “lima prinsip”.

Pancasila dinyatakan dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 dan kemudian dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila mencerminkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara

Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia sangat kuat dan tidak dapat diganggu gugat. Berikut adalah penjelasan mengenai kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara:

1. Tertuang dalam Pembukaan UUD 1945

Pancasila secara resmi dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa negara Indonesia didirikan atas dasar Pancasila. Hal ini menegaskan kedudukan Pancasila sebagai pijakan utama dalam konstitusi Indonesia.

2. Konstitusi yang Tidak Dapat Diganggu Gugat

UUD 1945 merupakan konstitusi tertulis yang memiliki kedudukan dan kekuatan hukum tertinggi di Indonesia. Dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, disebutkan bahwa Pancasila merupakan asas tunggal negara dan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak ada lembaga atau pihak manapun yang memiliki kewenangan untuk mengubah atau menggantikan Pancasila sebagai Dasar Negara.

3. Keputusan Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi Indonesia (MK) telah menegaskan dan memperkuat kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam putusan-putusannya. MK menyatakan bahwa perubahan terhadap Pancasila hanya dapat dilakukan melalui mekanisme amandemen UUD 1945 yang ditetapkan oleh MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).

4. Keberadaan dan Pengamalan Sehari-hari

Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau dokumen formal, tetapi juga harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi acuan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, politik, hukum, sosial, ekonomi, dan budaya. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua warga negara Indonesia.

5. Bendera dan Lambang Negara

Pancasila secara visual juga menjadi bagian yang penting dalam simbol-simbol nasional Indonesia. Lambang negara Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih menunjukkan keberadaan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dihormati dan dijunjung tinggi.

Dengan demikian, Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tak tergoyahkan sebagai Dasar Negara Indonesia. Pancasila menjadi landasan moral, ideologi, dan identitas nasional yang menjadi pijakan untuk membangun masyarakat yang adil, beradab, dan demokratis.


Berikut Video Pembelajaran : 



ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Matematika : Bilangan 

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut.

Tujuan Pembelajaran : 

Peserta didik mampu menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000.

Alur Tujuan Pembelajaran : 

Peserta didik mengetahui cara menyatakan bilangan dengan nilai 10.000 berdasarkan komposisi bilangan

Materi Matematika

Bilangan Cacah Besar 

Apa itu Bilangan Cacah?

Bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari 0 dan tidak negatif. Contohnya:
0, 1, 2, 3, 4, ..., sampai 10.000.


 Pokok-Pokok Materi

 1. Mengenal dan Menulis Bilangan sampai 10.000

·         Bilangan terdiri dari angka ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.
Contoh: 7.432 → 7 ribuan, 4 ratusan, 3 puluhan, 2 satuan.

·         Cara membaca bilangan:
6.205 dibaca enam ribu dua ratus lima.


 2. Nilai Tempat dan Nilai Angka

·         Nilai tempat menunjukkan posisi angka (satuan, puluhan, ratusan, ribuan).

·         Nilai angka adalah besar angka sesuai posisi.
Contoh:
Pada 3.846

o    Angka 8 di tempat ratusan → nilai angkanya = 800

o    Angka 3 di tempat ribuan → nilai angkanya = 3.000


 3. Membandingkan Bilangan

·         Menggunakan tanda:

o    > (lebih besar)

o    < (lebih kecil)

o    = (sama dengan)

·         Bandingkan dari angka paling kiri (ribuan → satuan).
Contoh:
4.562 > 3.789 karena 4 ribuan lebih besar dari 3 ribuan.


 4. Mengurutkan Bilangan

·         Dari kecil ke besar: 1.234, 2.348, 4.567

·         Dari besar ke kecil: 9.998, 7.654, 5.432


 5. Menentukan Letak Bilangan pada Garis Bilangan

·         Garis bilangan digunakan untuk menunjukkan urutan bilangan.

·         Bilangan di sebelah kanan selalu lebih besar dari bilangan di kiri.


Bilangan cacah besar adalah bilangan cacah yang nilainya lebih besar dari puluhan juta, seperti ratusan juta, miliar, triliun sampai kuadriliun.

“Setiap angka pada bilangan cacah besar ini memiliki nilai berdasarkan letak atau tempat angkanya, yang biasa disebut juga dengan nilai tempat.”

“Kalau dituliskan dalam bentuk tabel nilai tempat, bisa dimulai dari kolom paling kanan yaitu nilai tempat satuan sampai kolom paling kiri yaitu nilai tempat kuadriliun.” 

Contoh Bilangan Cacah Besar

“Terus, gimana contoh bilangan cacah besar? Coba lihat jumlah penduduk negara Cina tadi, deh! Angkanya dipisahkan dengan diberi tanda titik setiap 3 angka dari belakang. Terus, kita bisa masukin setiap digit angka ke tabel nilai tempat mulai dari kolom paling kanan, seperti ini!” kata Lulu.

Nilai Tempat Bilangan Cacah Besar

Kalo udah tahu nilai tempat pada bilangan cacah besarnya, bisa memudahkan kita untuk tahu cara membaca bilangannya.Untuk dapat membaca bilangan cacah besar, bisa dibantu oleh tabel nilai tempat. Caranya ada dua, seperti ini.”

Cara Membaca Bilangan Cacah Besar

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, aku jadi bisa membaca jumlah penduduk negara Cina ini. Jumlah penduduknya adalah satu miliar empat ratus empat puluh tujuh juta lima ratus empat puluh ribu delapan ratus tiga puluh tujuh orang. 

ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA: MENYIMAK

Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan hal- hal menarik di lingkungan sekitar.  Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Melalui kegiatan menyimak cerita yang dibacakan, peserta didik dapat menemukan, menyimpulkan informasi, serta menyampaikan kembali simpulannya dengan tepat.

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN:

Peserta didik dapat mengidentifikasi ide pokok (gagasan) lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar)

MATERI AJAR:

- Menceritakan kembali isi teks yg berjudul "tak muat lagi"

- Mencari ide pokok

- Menemukan kalimat transitif dan intransitif pada teks "tak muat lg"




Kalimat Transitif dan Kalimat Intransitif

Kalimat transitif adalah kalimat yang memerlukan objek.

Bentuk kalimat transitif dapat diubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

Hani memakai sepatu Heri.

   S            P                 O

Kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek.

Contoh:

Heri berlari.

   S        P

Berikut Video Pembelajaran : 

A

MMEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN:

- Buku MAPEL PANCASILA, MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA KELAS IV

- LCD

- GAMBAR

- VIDEO

*METODE PEMBELAJARAN:

- Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi, PBL

RREFLEKSI/KESIMPULAN:   

Alhamdulillah pembelajaran hari ini berjalan dengan lancar. Para siswa mengikuti pelajaran dengan antusias sekali dan memahami materi yang diajarkan hari ini material diajarkan adalah mapel Pancasila, Matematika dan Bahasa Indonesia, dalam mengerjakan latihan diantara 3 mapel ini dalam latihan Hanya 3 siswa yang mendapatkan nilai di bawah 7 karena siswa tersebut masih kurang dalam memahami materi membaca bilangan nama bilangan dan menulis nama bilangan dan menentukan ide pokok.

B.Berikut dokumentasi kegiatan pembelajaran hari ini:
























7 Comments:

Halo buguru aku nana mengatakan...

Halo buguru aku nana dan sudah membaca bloger ibu

Nauranisa fauzi wibowo mengatakan...

Assalamualaikum Nauranisa fauzi w hadir

elfida fida mengatakan...

Trrimakasih nana sayang bu el...se.nangat ya belajarnya

elfida fida mengatakan...

Waalaikumsalam....trimakasih naura sayang bu el

Mikhayla Qaireen mengatakan...

Asalamualaikum bu El Mikhayla Qairen V.A. hadir bu El sudah menyimak pembelajaran / materi nya bu El

elfida fida mengatakan...

Waalaikunsalsm mikhayyla sayang bu el...

Halo buguru aku nana mengatakan...

Ok Bu cantik

Posting Komentar

MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA

  GURU KELAS VI.A : ELFIDA, S.Pd MATERI AJAR KELAS IV.B UNTUK HARI SENIN TANGGAL 25 AGUSTUS 2025   Selamat pagi,,,,Tabik pun Assalamualaikum...

 

Elfida Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea