Pages

Pages - Menu

Selasa, 17 September 2019

Materi Ajar Untuk Hari Rabu Tanggal 18 September 2019

Materi Ajar Bahasa Indonesia Tentang Penggunaan Kata-kata Baku pada Kalimat Efektif


Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah Bahasa Indonesia. Kata baku sering kita gunakan saat percakapan resmi, misalnya pidato atau saat berbicara dengan orang yang lebih dihormati. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia atau yang biasa kita gunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman sehari-sehari.
Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Selain pedoman EYD, kamus Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata.

Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku

Fungsi Kata Baku
  1. Pemersatu
Pemakaian kata baku sesuai EYD dapat menjadi pemersatu dari beragam suku, etnis, atau kelompok yang beranekaragam di Indonesia. Kekhasan dialek bahasa pada masing-masing daerah dapat dipersatukan dengan bahasa baku sehingga menjadi satu kesatuan, yakni Bahasa Indonesia.
  1. Pembeda
Penggunaan bahasa baku menjadi pembeda dari bahasa yang lain. Maka, penerapan bahasa baku atau Bahasa Indonesia yang benar dapat memperkuat rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.
  1. Pemberi Wibawa
Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia dapat memperlihatkan kewibawaan masyarakat Indonesia itu sendiri. Masyarakat yang bertutur kata dengan baik dan benar akan memperoleh wibawa dan kehormatan di mata orang lain. Dan pada akhirnya dapat membuat orang lain kagum atas bahasa Indonesia.
  1. Kerangka Acuan
Kaidah dalam penggunaan kata baku menjadi tolak ukur tentang benar atau tidaknya pemakaian dan penerapan bahasa seseorang.
Fungsi Kata Tidak Baku
Kata tidak baku berfungsi dalam menciptakan kenyamanan, keakraban, dan suasana santai ketika bercengkerama atau berkomunikasi dengan keluarga dan teman.

Ciri-Ciri Kata Baku dan Tidak Baku

Ciri-Ciri Kata Baku 
  • Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
  • Tidak terpengaruh bahasa daerah
  • Bukan bahasa percakapan sehari-hari
  • Tidak terpengaruh bahasa asing
  • Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
  • Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu
  • Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
  • Kata tidak baku dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
  • Kata tidak baku dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman
  • Kata tidak baku digunakan pada percakapan santai
  • Kata tidak baku dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku                
No.
Kata Baku
Kata Tidak Baku
1
AbjadAbjat
2
Advokat
Adpokat
3
Kategori
Katagori
4
Konferensi
Konperensi
5
Konkret
Konkrit
6Kiai
Kyai
7
Praktik
Praktek
8
Provinsi
Propinsi
9
Risiko
Resiko
10
Rezeki
Rejeki
11
Izin
Ijin
12
Sekretaris
Sekertaris
13
Sistem
Sistim
14
Zaman
Jaman
15
Zona
Zone
Tugas di buku BUPENA Halaman 205.

Materi PPKn Tentang Melaksanakan Hak dengan Bertanggung Jawab

Selain di rumah, sekolah, dan masyarakat, kita juga memiliki kewajiban di lingkungan sekitar. Kita harus melaksanakan kewajiban di jalan dengan penuh tanggung jawab agar hak diri sendiri dan orang lain tidak dirugikan. Berikut contoh perbuatan yang mengganggu hak diri sendiri dan orang lain jika tidak melaksanakan kewajiban di lingkungan sekitar :

1.Mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi dapan menyebabkan kecelakaan yang membahayakan diri sendir dan orang lain. Hak yang terganggu dalam kejadian ini adalah hak keselamatan di jalan. Oleh karena itu, kewajiban kita adalah berkendara dengan kecepatqn yang sesuai.

2. Memakai perhiasan mewah di jalan raya dapat memancing tindak kejahatan yang dapat mengancam jiwa kita. Hak yang terganggu dalam kejadian ini adalah hak keamanana di jalan. Oleh karena itu, tidak memakai perhiasan mewah saat di jalan adalah kewajiban kita.

Materi Matematika tentang Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan Desimal

Penjelasan Dan Cara Mudah Untuk Urutkan Nilai Pecahan Desimal

Untuk mengurutkan pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara mengurutkan dari depan (bilangan satuanya terlebih dahulu). Jika ada bilangan satuan yang sama dilanjutkan dengan bilangan persepuluhan, perseratusan dan seterusnya (bilangan di belakang koma).

Contoh untuk mengurutkan desimal dari yang terbesar ke terkecil:

Urutkan bilangan desimal berikut:
0.402, 0.42, 0.375, 1.2, 0.85
Gunakan tabel dibawah ini untuk memudahkan Anda:

Bilangan pokok
Koma desimal
Puluhan
Ratusan
Ribuan
0
,
4
0
2
0
,
4
2
0
0
,
3
7
5
1
,
2
0
0
0
,
8
5
0
Hasilnya urutan bilangan desimal, dari yang terbesar ke terkecil:
1.2, 0.85, 0.42, 0.402, 0.375

Cara Mudah Untuk Mengubah Dari Desimal Ke Pecahan Biasa

Dengan mengubahnya ke bentuk pecahan dengan penyebut kelipatan 10. Kemudian sederhanakan sehingga Anda menemukan pecahan yang paling sederhana.
Contoh:
0,5 = 5/10 ruas atas dan bawah dibagi 5 hasilnya = 1/2
0,25 = 25/100 masing masing dibagi 25 dan hasilnya = 1/4
0,45 = 45/100 = 9/20
0,125 = 125/1000  = 25/200  = 5/40  = 1/80,8 = 8/10 : 2 = 4/5

Cara Mudah Untuk Mengubah Dari Desimal Ke Persen

  • Kalikan desimal dengan 100 untuk mengubahnya menjadi persen. Dengan kata lain adalah memindahkan tanda desimal dua tempat ke sebelah kanan.
  • Ubah desimal berakhir menjadi pecahan. Desimal berakhir adalah bilangan desimal yang tidak berulang.
  • Ubahlah desimal berulang menjadi pecahan.

Contoh 1:

1,2 = ….%
= 1,2 x 100%
= 120%

Contoh 2:

0,015 = ….%
= 0,015 x 100%
15/1000 x 100%
1500/1000 %
= 1,5 %

Contoh 3:

0,8 = ….%
= 0,8 x 100% = 80%

Contoh 4:

0,83 = ….%
= 0,83 x 100%
83/100 x 100%
8300/100 %
= 83 %

Contoh 5:

0,07 = ….%
= 0,07 x 100%
7/100 x 100%
700/100 %
= 7 %

MEMBANDINGKAN PECAHAN
   Didalam membandingkan, pasti kalian sudah tahu bahwa ada bilangan yang lebih kecil &
   lebih besar. Dalam pembelajaran ini, kalian sudah mempelajari membandingkan 
   bilangan asli dari sejak TK sampai SD. Mari kita lihat penjelasannya.

    Jika ada dua bilangan pecahan yang berbeda lalu harus ditentukan, maka bilangan
    tersebut harus disamakan terlebih dahulu supaya mudah. Bilangan yang disamakan
    boleh memakai bilangan desimal, persen dan pecahan, biasanya yang paling mudah
    memakai bilangan persen dan desimal.

    Contoh:
    Manakah yang lebih kecil antara 1/2 dan 3/5?

    Disini harus disamakan dahulu bilangan ini menjadi:
    1. Bilangan pecahan
        1/2 = 1 x 5/2 x 5
              = 5/10
  
        3/5 = 3 x 2/5 x 2
              = 6/10

         Jadi, 5/10 lebih kecil dari 6/10 atau 5/10 < 6/10 atau 1/2 < 3/5

    2. Bilangan desimal
          1/2 = 1 x 5/2 x 5
               = 5/10
               = 0,5 ------> angka pembilangnya 1

        3/5 = 3 x 2/5 x 2
              = 6/10
              = 0,6 -------> angka pembilangnya 1

         Jadi, 5/10 lebih kecil dari 6/10 atau 5/10 < 6/10 atau 1/2 < 3/5

    3. Bilangan persen
        1/2 = 1/2 x 100%
                             \___ dalam persen = per100
              = 50%

        3/5 = 3/5 x 100%
              = 300/5
              = 60%

          Jadi, 5/10 lebih kecil dari 6/10 atau 5/10 < 6/10 atau 1/2 < 3/5

1 komentar: