Pages

Pages - Menu

Selasa, 20 Agustus 2024

TEMA 2 SUBTEMA 2 PB 1 DAN MATEMATIKA

 GURU KELAS VI.A : ELFIDA, S.Pd

MATERI AJAR KELAS VI. A  UNTUK HARI RABU TANGGAL 21 AGUSTUS 2024



 


Selamat pagi,,,,Tabik pun

Assalamualaikum.wr.wb anak sholeh/sholeha VI. A, apa kabar hari ini?Alhamdulillah semoga kita semua selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.aamiin ya Robbal allamin. Jangan lupa sebelum belajar dengarkan tausiah dan rangkum isinya kemudian tadarus dan shalat dhuha.
 
TEMA 2  :  PERSATUAN DALAM PERBEDAAN
SUBTEMA 2 : BEKERJA SAMA MENCAPAI TUJUAN
PEMBELAJARAN 1

A.      TUJUAN

1.      1. Setelah membaca teks tentang Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri kalimat efektif pada teks tentang semangat persatuan.

2.           2.  Setelah membaca teks dan berdiskusi, peserta didik mampu menuliskan peristiwa penting tentang semangat persatuan dan kesatuan menggunakan unsur apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana dengan menggunakan kalimat efektif.

5.          3. Setelah melakukan pengamatan dan menggali informasi dari berbagai sumber, peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri hewan berdasarkan habitatnya.

1.          4.  Setelah membaca teks dan menggali informasi dari berbagai sumber, peserta didik mampu menyebutkan makna upaya mempertahankan kemerdekaan melalui peta pikiran.

Muatan Bahasa Indonesia( KD 3.4 DAN 4.4)

Menuliskan Informasi Penting Suatu Teks Menggunakan Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki susunan sesuai kaidah bahasa Indonesia yang tercantum dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan menggunakan kata yang sesuai. Kalimat efektif memiliki susunan yang berurutan, yaitu S (subjek), P (predikat), O (objek), dan K (keterangan). Perhatikan contoh kalimat efektif berikut!

1. Seluruh bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

                 S                                        P                          O

2. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta memproklamasikan

                       S                                             P

   kemerdekaan Indonesia di Jakarta.

               O                              K

 

Pertempuran di Surabaya sebagai Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Tahukah kamu sejarah ditetapkannya tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan? Pada tanggal 10 November 1945, tepatnya di Surabaya, Jawa Timur, terjadi pertempuran antara tentara Indonesia dan tentara Sekutu. Pertempuran tersebut merupakan salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Indonesia.

Puncak pertempuran antara tentara Indonesia dan tentara Sekutu adalah ketika pemimpin tentara Sekutu dari Inggris, yaitu Brigjen Aubertin Walter Sothern Malaby gugur. Tentara Inggris sangat geram melihat pemimpin mereka ququr. Mereka pun mengajukan surat yang berisi tuntutan untuk menyerah dan tunduk tanpa syarat. Surat tersebut harus diserahkan dan ditandatangani sebelum pukul 06.00, 10 November 1945. Jika ultimatum tersebut diabaikan, Inggris akan menghancurkan Surabaya bersama dengan Sekutu.

Melalui perundingan panjang, akhirnya tepat pada tanggal 10 November, rakyat Surabaya mendapat dukungan dari Bung Tomo untuk terus mempertahankan Surabaya dari Sekutu. Bung Tomo memberikan dukungan melalui pidato di radio dengan seruan: "Merdeka atau mati! Sekali Merdeka tetap merdeka!" Seruan tersebut membuat rakyat Surabaya berjuang hingga titik darah penghabisan dan akhirnya mereka dapat mempertahankan Surabaya dari Sekutu.

 MUATAN IPS (KD 3.4 DAN 4.4)

Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, bangsa asing datang kembali untuk menguasai Indonesia. Perjuangan pun berlanjut dengan tujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan tidak lagi bersifat kedaerahan, melainkan bersifat nasional. Berikut beberapa pertempuran yang dilakukan sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1. Pertempuran Medan Area

Pertempuran Medan Area terjadi di Medan, Sumatera Utara. Penyebabnya adalah Sekutu dan Belanda ingin mengambil alih kekuasaan di Kota Medan. Penduduk pun tidak terima dan melakukan perlawanan. Untuk menghalang dan membatasi gerak para pemuda, Sekutu memasang papan yang tertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (batas resmi wilayah Medan) di berbagai pinggiran Kota Medan. Oleh karena itu, pertempuran ini dikenal dengan nama Pertempuran Medan Area.

2. Pertempuran Ambarawa

Pada 20 oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Semarang sambil membonceng NICA (organisasi semi militer Belanda). Hal ini menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Salah satu tokoh pertempuran ini adalah Kolonel Soedirman. Beliau menerapkan taktik serangan mendadak di semua sektor dan pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh terkurung. Pada 15 Desember 1945, pertempuran berakhir. Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan mengusir Sekutu dari Ambarawa. Untuk mengenang pertempuran tersebut didirikan Monumen Palagan Ambarawa.. Bandung Lautan Api

Pasukan inggris tiba di Bandung sambil membawa serta NICA (organisasi semi militer Belanda). Akibatnya, pertempuran tak terhindarkan. Beberapa kali TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan rakyat melancarkan serangan ke markas Sekutu. Sekutu menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Kota Bandung segera di kosongkan dari penduduk dan tentaranya.

Ultimatum sekutu tersebut mendorong TRI (Tentara Republik Indonesia) melakukan operasi “bumi hangus”. Peristiwa ini kemudian lebih dikenal dengan Peristiwa Bandung Lautan Api karena pada 23 Maret 1946 para pejuang Indonesia membumihanguskan Bandung bagian selatan untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA menggunakan semua fasilitas sebagai markas mereka.

 MUATAN IPA (KD 3.3 DAN 4.3)

Cara Hewan Menyesuaikan Diri terhadap Lingkungan

Seperti halnya tumbuhan, hewan juga melakukan penyesuaian diri. Secara umum, tujuan hewan melakukan penyesuaian diri adalah untuk mempertahankan hidup. Namun, secara khusus, tujuan penyesuaian diri pada hewan adalah sebagal berikut.

1. Memenuhi kebutuhan hidup, misalnya air dan makanan.

2. Mengatasi kondisi lingkungan yang ekstrem, misalnya lingkungan yang sangat panas, dingin, atau kering.

3. Melindungi diri dari pemangsa.

Perbedaan jenis makanan yang tersedia di tiap lingkungan mengakibatkan hewan memiliki struktur tubuh yang berbeda juga. Berikut beberapa contoh penyesuaian struktur atau alat tubuh hewan terhadap lingkungannya.

1. Struktur gigi

Perbedaan struktur gigi dapat ditemukan pada jenis hewan karnivor, herbivor,dan omnivor.

a. Struktur hewan pemakan daging (karnivor) tersusun atas gigi taring yang sangat tajam. Contoh hewan karnivor, yaitu kucing, harimau, buaya, dan ikan hiu.

b. Hewan pemakan tumbuhan (herbivor) memiliki susunan gigi yang terdiri atas gigi seri dan geraham. Contoh hewan herbivor, yaitu sapi, kuda, dan kambing.

cHewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivor)memiliki gigi yang terdiri atas gigi seri, gigi taring,dan gigi geraham. Contoh hewan omnivor, yaitu tikus dan kera.

2. Bentuk paruh

Perbedaan bentuk paruh dapat ditemukan padajenis unggas atau burung.

a. Paruh burung pemakan daging terlihat kokoh,runcing, dan tajam, serta agak melengkung. Paruh tersebut digunakan untuk merobek daging mangsa.Contohnya, paruh burung elang dan burung hantu.

b. Paruh burung pemakan madu atau nektar berbentukkecil dan memanjang. Paruh tersebutdigunakanuntuk mengisap nektar di dasar bunga. Contohnya, paruh burung kolibri.

c. Paruh burung pemakan ikan berbentuk panjang danberkantong yang digunakan untuk membawa ikan hasiltangkapannya. Contohnya, paruh burung pelikan.

 d. Paruh burung pemakan biji berbentuk pendek, tebal,dan runcing karena digunakan untuk memecah biji-bijian. Contohnya, paruh burung pipit dan burung kenari.

3. Bentuk kaki

Variasi bentuk kaki juga dapat ditemui pada burung dan unggas. Selain dipengaruhi oleh jenis makanannya, bentuk kaki burung juga dipengaruhi oleh tempat hidupnya.


aKaki burung pemakan daging bentuknya kokoh dan memiliki kuku tajam. Fungsinya adalah untuk mencengkeram mangsa dan merobek makanan.

 

b. Burung pengais memiliki cakar dengan tiga jari menghadap ke depan dan satu jari menghadap ke belakang. Bentuk kaki tersebut digunakan untuk mengais atau menggali tanah dalam mencari makanan. Hewan yang memiliki bentuk kaki jenis ini adalah ayam. Kaki ayam juga dilengkapi jalu yang digunakan untuk menyerang musuh.


c. Jenis burung pemakan ikan (perenang) biasanya memiliki kaki yang berselaput.Kaki jenis ini berguna untuk berenang atau berjalandi lingkungan yang berlumpur. Burung yang memiliki bentuk kaki jenis ini adalah pelikan.

d. Jenis burung pemakan serangga seperti burung pelatuk, memiliki dua jari kaki menghadap ke depan dan dua jari lainnya menghadap ke belakang dengankuku yang tajam. Struktur kaki tersebut digunakan untuk memanjat pohon ketika mencari serangga.


 4. Bentuk mulut

Variasi bentuk mulut terdapat pada serangga. Berdasarkan jenis makanannya, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu mulut penghisap, mulut penusuk dan penghisap, mulut penjilat, dan mulut penggigit. Contoh serangga yang memiliki mulut penghisap adalah kupu-kupu. Mulut penusuk dan penghisap dimiliki oleh nyamuk, mulut penjilat dimiliki oleh lalat dan lebah, sedangkan mulut penggigit dimiliki oleh belalang dan semut. 

5. Lidah yang panjang dan lengket

Lidah yang panjang dan lengket dimiliki oleh beberapa hewan, seperti cecak, bunglon, dan landak semut. Lidah tersebut digunakan untuk menangkap mangsanya berupa serangga.


MATEMATIKA 

OPERASI HITUNG BILANGAN DESIMAL DAN PERSEN (%)


Mengutip buku dengan judul Matematika SD oleh Istiqomah, bilangan desimal adalah suatu pecahan yang penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilangan 10. Sementara pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b.
Bilangan a dan b adalah bilangan bulat. Lebih lanjut, bilangan a disebut sebagai pembilang dan b disebut sebagai penyebut.
Mengutip buku Why? Matematika 3 oleh YeaRimDang, bilangan desimal ditemukan oleh Simon Steven. Awalnya, desimal tercipta setelah Simon memikirkan cara untuk mengubah pecahan yang sulit ke bentuk yang lebih sederhana.
Penulisan suatu pecahan desimal selalu menggunakan tanda koma. Contoh bilangan 0,1 maka dibaca nol koma satu, begitu seterusnya. Selain itu, setiap bilangan desimal memiliki nilai-nilai sendiri.
Contohnya, bilangan 2,356 menunjukkan nilai-nilai berikut ini:
  • Angka 2 yang menempati satuan bernilai 2
  • Angka 3 yang menempati tempat persepuluhan memiliki nilai 0,3
  • Angka 5 yang menempati tempat perseratusan memiliki nilai, 0, 05
  • Angka 6 yang menempati tempat perseribuan memiliki nilai 0,006
Mengingat bentuk desimal merupakan pecahan dengan penyebut kelipatan sepuluh, maka cara mengubah desimal ke pecahan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
  1. Ubahlah bentuk desimal menjadi pecahan berpenyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya.
  2. Cara menandainya, jika dibelakang koma ada satu bilangan maka menggunakan penyebut 10, jika dibelakang koma memiliki dua bilangan maka menggunakan penyebut 100, jika dibelakang koma memiliki tiga bilangan maka penyebutnya 1000, begitu seterusnya.
  3. Selanjutnya, sederhanakan bentuk pecahan dengan membagi bilangan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama.
Agar lebih paham, simaklah contoh soal berikut yang dikutip dari buku Pasti Bisa Matematika untuk SD/MI Kelas IV oleh Tim Tunas Karya Guru:
1. Berapa pecahan sederhana dari bilangan 0,8?
Jawabannya
0,8 = 8/10.
Bilangan sederhananya 8/10 : 2/2= 4/5
Maka hasil dari pecahan sederhana dari bilangan 0, 8 = 4/5.
2. Berapa pecahan sederhana dari bilangan 1,08?
awabannya:
1,08 = 108/100
Maka bilangan pecahan sederhana dari 108/100 yaitu
108/100 : 4/4 =27/25.
27/25 = 1 2/25

Cara Mengubah Pecahan ke Desimal

1. Dapat mengubah bilangan penyebutnya menjadi kelipatan 10 seperti 10, 100, 1000, dan seterusnya. Biasanya, cara ini cocok dilakukan untuk pembilang dengan kelipatan 5.
2.dapat membagi bilangan pembilang pecahan dengan penyebut pecahan. Cara ini cocok dilakukan untuk bilangan pecahan yang memiliki penyebut bukan kelipatan 5 maupun 10. Agar lebih paham, berikut contoh soal dan pembahasannya.
1. Berapa bentuk desimal dari 7/25?
Jawabannya:
Pertama lihat dulu angka pembilang, pada 7/25 memiliki bilangan penyebut kelipatan lima. Maka cara mencari bentuk desimalnya adalah mengubah bentuk penyebut menjadi kelipatan 10.
7/25 = 7/25 x 4/4 = 28 /100 = 0,28
Maka bentuk desimal dari bilangan pecahan 7/25 adalah 0.28.
2. Berapa bentuk desimal dari bilangan pecahan 1/4 ?
Jawaban:
Untuk mengubah bentuk desimal dari bilangan pecahan ¼, Anda dapat membagikan bilangan 1 dengan bilangan 4. Sebab, angka 4 atau penyebut dari bilangan pecahan tersebut bukan termasuk dalam kelipatan 5 atau 10.
Maka ¼ = 1 : 4 = 0,25.
Jadi, bentuk desimal dari bilangan pecahan ¼ adalah 0,25.
Untuk mengubah bentuk campuran menjadi desimal dapat dilakukan dengan mengubah bentuk pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
Misalnya untuk mengubah bilangan pecahan 1 ¾ menjadi bilangan desimal bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
1 ¾ = 7/4
Maka bentuk pecahan desimal dapat diubah dengan membagi bilangan pembilang dengan bilangan penyebut. Jadi, 7 : 4 = 1,75.
Dalam kasus soal tersebut, juga dapat membuat penyebut menjadi 100 dengan cara berikut ini:
7/4 x 25/25 = 175/100 = 1,75.
Mengutip buku BPSC Modul Matematika SD/MI Kelas IV oleh Kristiana Triastuti, persen adalah bilangan pecahan dengan penyebut perseratus dan ditulis dengan simbol % (persen).

Biasanya, bilangan ini banyak dijumpai pada kegiatan jual beli dengan potongan harga atau diskon. Cara mengubah desimal ke persen dapat dilakukan dengan mengubah bentuk desimal menjadi pecahan berpenyebut 100. Berikut contoh soal yang dapat dipelajari.Cara Mengubah Desimal ke Persen atau Sebaliknya

1. Ubahlah bilangan 0,5 menjadi bentuk persen
Maka 0,5 = 5/10 = 5/10 x 10/10 = 50/100 = 50%.
2. Ubahlah bilangan 0,25 menjadi bentuk persen.
Maka 0,25 = 25/100 = 25%
Apabila ingin mengubah bentuk persen ke desimal, dapat mengubah bentuk persen menjadi pecahan terlebih dahulu. Simaklah contoh berikut ini.
1. Berapa bentuk desimal dari 35%?
jawabannya:
35% = 35/100.
Maka 35/100 = 0,35
Jadi bentuk desimal dari 35% adalah 0,35.
2. Berapa bentuk desimal dari 0,5%?
Jawabannya:
0,5% = 0,5/ 100
Maka 0,5 /100 x 10/10 = 5/1000 = 0,005


MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN


- BUPENA KLS 6

- MATEMATIKA

- LCD

- GAMBAR-GAMBAR SESUAI MATERI



REFLEKSI/ KESIMPULAN PEMBEBELAJARAN :

Berdasarkan hasil pembelajaran hari ini bahwa sebahagian besar peserta didik sudah mampu memahami materi tentang  membuat kalimat efektif, mempertahankan kemerdekaan dan cara hewan mentyesuaikan diri serta tentang bilangan pecahan desimal dan peesen. Tapi masih ada ada beberapa pesrta didik yang mengalami kesulitan dalam materi cara hewan menyesuaikan diri dan bilangan desimal, dikarenakan peserta didik masih ada yang kurang lancar dalam menghitung perkalian dan pembagian.. Untuk mengatasi hal tersebit maka guru akan melakukan gaya belajar  secara auditori.


Berikut dokumentasi pembelajaran hari ini :















Tidak ada komentar:

Posting Komentar